Minggu, 18 Oktober 2009

Kesehatan paripurna

Kesehatan yang paripurna merupakan dambaan semua orang, tiada satupun orang yang menginginkan mendapatkan penyakit. Namun demikian kelalaian manusia sendirilah sebetulnya yang mendatangkan penyakit, lalai dalam memperhatikan ibadahnya, lalai dalam makanan, minuman, obatan yang diambilnya dan kelalaian lainnya yang sering terlupakan.

Islam merupakan anugrah terbaik untuk tidak hanya manusia bahkan seluruh alam, menjalankan islam dengan baik, menjaga aqidah yang lurus dan selamat, ibadah yang bersih, akhlak yang mulia sesuai tuntunan Rasulullah Muhammad SAW akan memberikan dampak kesehatan yang luar biasa, walaupun niat beribadah pun mestilah untuk mendekatkan diri pada allah SWT dan bukan untuk sekedar minta sehat, maka untuk mencapai kesehatan yang paripurna sebagaimana diperolehi oleh Rasulullah Muhammad SAW tiada lain kita mesti mengikut semua sunnah beliau.

Sebagai sebuah ilustrasi sederhana bagaimana tingkat kesehatan Rasulullah dapat kita lihat dalam sejarah (sirah) kehidupan beliau sendiri, sejarah mencatatkan selama hidupnya beliau hanya mengalami dua kali sakit saja yaitu ketika diracun oleh wanita Yahudi yang kemudian disembuhkan dengan berbekam dan kemudian yang kedua sebelum beliau wafat dan inipun diperkirakan sebabnya adalah karena masih ada sebagian racun yang tertinggal dalam tubuh beliau bekas dari daging beracun yang diberikan wanita Yahudi itu, sebagaimana termaktub dalam kitab Thibbun Nabawi yang ditulis oleh Imam Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah. Untuk seorang manusia ini merupakan sebuah prestasi yang luar biasa, belum lagi kalau kita lihat sisi kehidupan Nabi Muhammad yang lain, tentang kehidupan rumah tangga beliau dan istri-istrinya.

Dalam sebuah seminar tentang keluarga sakinah pernah diungkap bahwa istri beliau ‘Aisyah, ra pernah memberikan testimoni tentang kesehatan seksual Rasulullah dimana beliau ketika menggauli Ummul Mukminin ‘Aisyah, ra kekuatannya bagaikan 30 orang laki-laki, subhanallah padahal ketika itu usia belia sudah lebih dari 50 tahun, sementara kebanyakan dari kita saat ini justru pada usia tersebut telah menunjukan tanda penurunan kamampuan seksual yang signifikan. Jika tengok kekuatan beliau dalam peperangan, sejarah juga mencatatkan bahwa ketika para sahabat beliau yang mulia terdesak mereka beramai-ramai berlindung dibalik Rasulullah SAW, maka ini menunjukan kekuatan dan ketangkasan beliau yang juga luar biasa.

Pembelajaran perubatan JAWI yang diasaskan oleh Tn. Haji Ismail bin H. Ahmad ini merupakan salah satu ilmu perubatan yang sangat memperhatikan unsur kesesuaian dengan Thibbun nabawi (Pengubatan cara nabi) dimana dalam ilmu perubatan ini dibersihkan semua unsur-unsur perubatan yang mengandung tahayul, bid’ah, khurafat dan perbuatan syirik bahkan diupayakan sampai yang sekecil-kecilnya. Dalm perubatan JAWI ini telah kita pelajari bahwa unsur kesehatan manusia dipengaruhi oleh 4 unsur penting yanitu unsur spiritualitas, emosi, mental dan fisikal. Hal ini berkesuaian dengan pandangan islam terhadap manusia itu sendiri dimana manusi memiliki tiga unsur yaitu Ruhiyah (spiritualitas), Fikriyah (emosi dan mentalitas), Jasdiyyah (fisikal).

Unsur Ruhiyyah memegang peranan penting dimana porsinya adalah 50 % dan Ruhiyah / Spiritulitas yang dimaksud adalah spiritualitas dala mislam yang dijalankansecara utuh 100 % (Kaffah, Syamil Mutakammil), dimana unsur fikriyah (emosi dan mentalitas) memegang peranan 40 % ini pun sebenarnya merupakan turunan dari masalah spiritualitas, demikian juga dengan masalah fisikal yang memegang peranan 10 % saja ia merupakan batas terluar (the outer limit) dari masalah yang sebetulnya terjadi di dalam yaitu ruhiyyah dan fikriyyah, boleh kita katakan fenomena fisik merupkan cermin terhadap apa yang terjadi pada ruhiyah da fikriyyah.

Namun adakalanya masalah pada fizikal yang dibiarkan berlarut-larut (baca:lalai) membawa dampak pada masalah fikriyah da ruhiyyah, jadi semua saling kait-mengkait (interrelatid). (H. Ismail Bin H. Ahmad dari buku tentang chiropractic).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar